ARTJOG: Paduan Antara Seni Sosial dan Ekonomi

ARTJOG selalu hadir dengan instalasi seni yang unik dan menakjubkan setiap tahunnya. Menjadi icon yang menarik minat masyarakat untuk hadir dan melihat secara langsung. Tahun ini ARJOG membangun limasan pada pintu masuk pameran di Jogja Nasional Museum. ARTJOG 2023 secara khusus mengundang Mella Jaarsma sebagai Commissioned Artist. Mella dipilih dengan berbagai pertimbangan, terutama pada perkembangan artistiknya selama empat dasawarsa terakhir, yaitu tentang bayangan, selubung, dan relasi raga dengan ruang di dalam arsitektur. Dalam filosofi Jawa, limasan diukur menurut tubuh, (motif utama dalam karya-karya Mella). Filosofi ini ditemukan dalam Asta Kosala Kosali dalam tradisi Hindu Budha yang banyak dipraktikkan baik di Jawa dan Bali. Di dalam limasan umpak, atau alas, merujuk pada kaki atau dunia bawah, pilar merujuk pada tubuh, dunia nyata, dan atap merujuk pada kepala, atau tempat para Dewa bersemayam. Keseluruhan konstruksi arsitektural limasan dirancang untuk menciptakan keharmonisan antara tubuh dan ruang yang ditempatinya.
Mengusung tema “Motif: Lamaran”, terdengar cukup aneh dan membingungkan untuk menjadi tema pameran seni. Bisa jadi banyak yang bertanya-tanya apa makna tema tersebut dan apa hubungannya dengan karya-karya seni yang dipamerkan selama ARTJOG berlangsung. Dalam sambutannya ketika membuka ARTJOG 2023, Jumat (30/06), Heri Pemad kembali mejelaskan kisah munculnya tema Motif: Lamaran ini. Heri membahas makna Motif adalah seperti maksud atau alas an seseorang melakukan sesuatu. Kemudian kata lamaran diambil dari proses kurator dalam melamar seniman-seniman agar bergabung bersama ARTJOG. “Hendro Wiyanto datang dengan melamar seniman-seniman dengan berdialog, berbicara, berdikusi. Itulah kemudian muncul tema Motif, dan ternyata Mas Hendro tidak berani sendirian ketika mengkurasi ARTJOG. Sehingga beliau menggandeng seniman, mbak Nahdia Bahmadaj,” ungkapnya.
Heri menjelaskan bahwa seniman-seniman yang hadir dalam ARTJOG kali ini 75% merupakan seniman baru yang belum pernah mengikuti ARTJOG. Selain itu, ARTJOG juga menghadirkan beberapa program, termasuk pefformance yang bisa ditonton oleh publik. “ARTJOG tahun ini ada beberapa program, pertama ARTJOG Kids akan hadir seperti tahun lalu. Kemudian juga ada pusat layanan disabilitas. Mudah-mudahan ini setiap tahun dan mudah-mudahan ini juga mengetuk kita semua terutama pemerintah harus selalu membuat kesetaraan dalam setiap penyelenggaraan even dan pameran semacam ARTJOG. Kita juga ada program art care yang disumbangkan untuk misi kemanusiaan. Juga ada Jogja Art Week yang menjadi harapan kita semua yang kemudian membesarkan kita semua, membesarkan Jogja dan membuat secara organik keluar istilah Lebaran Seni,” ungkap Heri. Heri menambahkan bahwa dampak ekonomi dari gelaran ARJOG sungguh menggembirakan. Dampak multiplier effect sebanyak 5T dengan modal 5M. ARTJOG bisa memutar roda perekonomian di bidang seni.
Hilmar Farid, Ph.D. selaku Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI menyampaikan orasi budaya yang sekaligus menjadi penanda resmi dibukanya gelaran ARTJOG 2023. Hilmar Farid menegaskan agar multiplying effect dari ARTJOG yang telah diungkapkan oleh Heri Pemad dapat diapresiasi secara proporsional terlebih oleh pemerintah, tidak hanya secara ekonomi tetapi juga dampaknya terhadap sosiokultural masyarakat. Bagaimana keterkaitan dunia seni dengan pendidikan kritis yang harus dimulai sejak usia dini. Pada akhirnya Hilmar mengajak semua komponen masyarakat pecinta seni yang hadir memulai gotong royong kebudayaan untuk Indonesia.
Kemeriahan pembukaan ARTJOG 2023 masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan dan tentunya dapat dinikmati publik. Program ARTJOG Kids akan menampilkan sebuah pertunjukan kolaborasi dari seniman Erwin Windu Pranata dengan Rumah Belajar Ummasa dan MishaBaron berjudul The Bayan Tale pada Sabtu, 1 Juli 2023. Berikutnya mengawali performa•ARTJOG pada 2 dan 3 Juli 2023 akan hadir sebuah pertunjukan silang-media oleh Garasi Performance Institute berjudul Waktu Batu. Rumah yang Terbakar. Untuk mengunjungi pameran ARTJOG 2023, publik dapat membeli tiket seharga Rp75.000,00 bagi orang dewasa dan Rp50.000,00 untuk anak berusia 6-16 tahun. Sedangkan untuk anak-anak di bawah 6 tahun dibebaskan dari biaya tanda masuk. Tiket pameran dapat diperoleh melalui pembelian langsung di lokasi setiap harinya pada jam operasional pukul 10.00 – 21.00 WIB. Informasi dan pendaftaran Program Publik ARTJOG 2023 dapat diakses melalui www.artjog.id.