Melihat Yula Setyowidi dalam In A Search For Divine Love

Yula Setyowidi, perupa asal pesisir Timur Jawa gelar pameran bertajuk “In A Search For Divine Love”. Pameran tunggal ini digelar sebagai bagian dari perjalanan seni dari Yula dalam dunia seni rupa. Yula adalah seniman muda yang lulus dari pendidikan seni rupa di Yogyakarta. Yula sering mengekplorasi berbagai media lukis yang didasari gagasan, tema mengenai saya, makhluk hidup dan Tuhan. Yula juga acap kali menggunakan berbagai teknik dalam penggarapan karya termasuk menggabungkan realis dan abstrak secara bentuk maupun secara gagasan.
Pameran dibuka oleh Nenni Bunga Safitri, pukul 16.00 WIB. Acara pembukaan juga dimeriahkan dengan penampilan Syarif Hidayatullah (srfhth), A.mora.tear-api, dan Alex (akustik).
Yula salah satu seniman tipikal series, jika melihat seluruh karya yang dibuatnya dalam batas rentang waktu tertentu, kita akan menemukan garis-subjek yang dibagi-bagi dalam durasi tertentu. Ide seri dalam trajektori pengkaryaan diakuinya sebagai “pemuas nafsu”, karena dalam posisi tersebut alam pikirnya selalu terseret ke arah sudut pandang, misalnya ide visual tertentu dengan ketuhanan-sosial-cinta.
Tajuk “In A Search For Divine Love” disepakati bersama (LAV Gallery dan Yula) untuk menandai perjalanan Yula mencari zat “Ketakterhinggaan” atau situasi keilahian yang dialaminya sepanjang karir keseniannya. Figur dan Bentuk yang dituangkan dalam kanvas pun karya 3 dimensinya sekadar “kedok” saja. “Kedok” yang disuguhkan dalam 33 karya (22 karya lukis, 10 karya sketsa, dan 1 reka karya) dikerjakan sepanjang 2018-2023. Seluruhnya merupakan akumulasi pengalamannya berjumpa dengan fakta dan informasi.
Mengulik Karya Yula Setyowidi
Dalam salah satu karya yang ditampilkan, berjudul “HOPE”, Yula bercerita tentang harapan yang ia simbolkan sekuntum bunga matahari. Dalam harapan itu ada kesetiaan yang harusnya benar-benar dijaga untuk seseorang yang tepat.
“Semua orang punya harapan itu, ketulusannya, kesetiaannya, kesuciannya itu selayaknya disimpan agar tidak jatuh ke orang yang tidak tepat,” ungkap Yula.
Karya lainnya yang juga cukup eyecatching adalah karyanya yang dekat dengan tema laut. Latar belakangnya sebagai seniman yang lahir dekat dengan laut, menghadirkan citraan ikan bukanlah sesuatu yang sulit dipahami, karena hal tersebut cukup terang tanpa tedheng aling-aling.
Kehadiran ikan dalam komposisi artistik yang ditawarkan Yula bukan kali pertama, melainkan kekerapannya atas visual ikan sudah hadir sejak 2011. Dalam rentang tersebut hampir seluruh karyanya dikerjakan dengan teknik fotografis, dengan proporsi yang terukur, kontur gelap-terang warna yang terkoreksi, juga sapuan kuas yang sangat halus dan telaten.
Rentang ini juga ditandainya dengan mengkomposisikan obyek, teknik fotografis tidak seutuhnya dihadirkan menduplikasi foto yang ditemuinya. Akan tetapi ada upaya membuat puzzle di atas kanvas yang dikerjakannya.
Dalam pameran bertajuk In A Search for Divine Love ini, Yula mencitrakan mata sebagai obyek vokal, mata yang dikembangkan dari seri ikan dan dikomposisi dalam kehadirannya bersama dengan figur-figur deformatif (seri identity).
Dalam rentang tersebut hampir seluruh karyanya dikerjakan dengan teknik fotografis, dengan proporsi yang terukur, kontur gelap-terang warna yang terkoreksi, juga sapuan kuas yang sangat halus dan telaten. Rentang ini juga ditandainya dengan mengkomposisikan objek, teknik fotografis tidak seutuhnya dihadirkan menduplikasi foto yang ditemuinya. Akan tetapi ada upaya membuat puzzle di atas kanvas yang dikerjakannya.
Dalam karya terbaru, Yula mencitrakan mata sebagai objek vokal, mata yang dipinjam (baca: kembangkan) dari seri ikan dan dikomposisi dalam kehadirannya bersama dengan figur-figur deformatif (seri identity). Menikmati mata dalam karya Yula seperti ulang-alik, melihat diri sendiri sekaligus melihat dan turut merasakan tatapan dari “lawan”. Visual mata yang dicitrakan statis tersurat, sehingga perlu melihat dan merasakan gestur figur-figur, laiknya topeng namun gerak-geriknya membahasakan kesan tersirat.
Kunjungan pameran “IN A SEARCH FOR DIVINE LOVE” dapat dilakukan hingga 6 Agustus 2023 dengan HTM Rp. 10.000 plus gratis es teh. Untuk mendapatkan informasi mengenai pameran ini, para pengunjung dapat mengakses website infoseni dan instagram Lav Gallery.