1.530 Guru Tomohon Pecahkan Rekor MURI Menari Ma’zani di TIFF 2019

Tari Ma’zani menjadi trending topik hari ini. Tarian rakyat dari Tomohon, Sulawesi Utara ini memecahkan rekor karena ditarikan oleh 1.530 dalam Tomohon International Flower Festival 2019, Kamis (8/8). Ini semakin menegaskan Tomohon sebagai Kota Bunga.
Pelaksanaan Tomohon International Flower Festival 2019 diwarnai dengan pemecahan rekor MURI. Tepatnya karena Tari Ma’zani ditarikan oleh 1.530 guru-guru dari Tomohon. Pemecahan rekor MURI Penari Ma’zani Terbanyak dilakukan di Jalan Walian, Tomohon.

“Pemecahan rekor ini menjadi pembeda. Apalagi tetap mengangkat budaya, yaitu rekor penari Ma’zani terbanyak. Ini mempertegas kepedulian Tomohon International Flower Festival terhadap budaya lokal. Tidak hanya diangkat, tetapi juga dilestarikan,” kata Rizki Handayani, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata.
Kepala Dinas Pariwisata Tomohon, Masna Pioh menjelaskan bahwa Tari Ma’zani merupakan asal mula Tari Ma’ Engket di Minahasa. Tarian ini menggambarkan ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang ada.
“Karena dalam hal ini konteksnya adalah festival bunga, maka kita kaitkan dengan panen bunga. Melalui Tari Ma’ Zani, kita bersyukur telah dianugerahi beragam bunga dengan aneka rupa dan warna yang demikian indah,” ungkap Masna.
Dahulu, Tari Ma’zani biasa dibawakan orang-orang tua. Tari Ma’zani terdiri dari empat babak. Babak pertama bercerita tentang pengucapan rasa syukur dan permohonan kepada Tuhan agar hidup senantiasa diberkati-Nya. Sedangkan Babak kedua menceritakan semangat kerja di kebun, asal-usul Lahendong, dan legenda Danau Linow.
Babak ketiga menggambarkan suasana keceriaan memanen dan berpesta karena telah memiliki rumah baru atau kesejahteraan yang didapat dari hasil panen. Babak terakhir memiliki makna yang mendalam, yaitu mengajak seluruh masyarakat agar saling mengasihi dan menyayangi.
Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata M. Ricky Fauziyani menambahkan, tahun 2018 dan 2019, Tomohon International Flower Festival masuk dalam 100 Calendar of Event (CoE) Kementerian Pariwisata. Khususnya untuk Kategori Wonder Event.
“Tomohon International Flower Festival telah diikuti oleh berbagai negara sahabat, seprti Malaysia, Vietnam, Korea Utara, India, Rusia, Amerika, Perancis, Belanda, Filipina, dan Hongkong. Selanjutnya ada Thailand, New Zealand, India, Polandia, Jepang, Australia, Tiongkok, Singapura, Sekretariat Nasional ASEAN, dan Council of Asian Flower Exhibition (CAFE),” bebernya.
“Tomohon International Flower Festival menjadi karnaval bunga terbesar di Indonesia. Bahkan, gaungnya bersaing dengan event serupa di Pasadena, Amerika. Saya menunggu sentuhan baru dari event ini”, ujar Esthy dalam salah satu wawancara. “Ini event luar biasa yang ditunggu banyak orang. Saya yakin dampaknya besar sekali bagi masyarakat sekitar. Bukan hanya pengusaha hotel dan restoran yang diuntungkan, tetapi juga penyewa kendaraan hingga para petani bunga,” jelasnya.

“Permasalahannya, regenerasi Tari Ma’zani cukup lambat. Sehingga lebih banyak orang tua yang memainkannya. Lewat Tomohon International Flower Festival, generasi muda diingatkan lagi mengenai tarian ini. Bahkan, diabadikan melalui rekor MURI,” ungkap Esthy Reko Astuty, Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event 2019 Kementerian Pariwisata.
Esthy berharap lewat cara ini Tari Ma’zani bisa semakin diterima generasi muda. Karena, generasi muda inilah yang akan melestarikannya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengutarakan hal yang sama. Menurutnya, budaya daerah harus dijaga. Dan terus dilestarikan. “Budaya itu semakin dilestarikan, semakin mempunyai nilai. Semakin berharga. Oleh karena itu, pemecahan rekor MURI ini sangat bagus. Karena semakin banyak orang yang mengenal Tari Ma’zani. Dan ini akan membuatnya terus terjaga,” pungkas menteri yang berasal dari Banyuwangi itu.