Indra Lesmana Project (ILP) Dan NTRL Bius Penonton JogjaROCKarta 2019

Indra Lesmana Project (ILP) Dan NTRL Bius Penonton JogjaROCKarta 2019
Bawakan Apocrypa, Indra Lesmana Project Bius Penonton JogjaROCKarta 2019

infoseni.id -Event JogjaROCKarta International Rock Music Festival berlangsung sukses, Minggu (3/11) di Stadion Kridosono Kotabaru Yogyakarta.

Penampilan Tumenggung, Trojan, Down For Life dan Indra Lesmana Project (ILP) membawa angin segar untuk para pecinta rock Indonesia. Masing-masing memiliki gaya yang khas tersendiri dalam setiap penampilannya di JogjaROCKarta International Rock Music Festival.

Bawakan Apocrypa, Indra Lesmana Project Bius Penonton JogjaROCKarta 201
Indra Lesmana Project Bius Penonton JogjaROCKarta 2019 | Credit by Official Doc Rajawali Indonesia

Disusul dengan penampilan Edane, NTRL feat Bimo, dan Jamrud. Band rock yang masuk ke dalam kategori legend ini membawa aroma nostalgia untuk penggemar setianya. Riuh penonton ikut menyanyikan lagu-lagu mereka yang memang sudah sangat familiar bahkan bagi mereka yang bukan penggemar genre rock.

Indra Lesmana Project (ILP) dengan aliran progressive metal membawakan Apocrypha yang membuat penonton JogjaROCKarta International Rock Music Festival terpana. Indra Lesmana memang selalu sukses membentuk grup dengan penampilan yang berkualitas.

“Musik progressive rock atau progressive metal referensi anak-anak sekarang banyaknya Dream Theatre. Musik kami influencenya lebih banyak dari musik-musik progressive rock yang lama,” ungkap Indra.

“Kita pengen bikin sesuatu yang memang kita sukai dan kebetulan anak-anak ILP ini memang anak-anak yang menggemari musik progressive,” jelas Indra saat ditemui rekan media usai manggung.

Progressive metal adalah paduan dari heavy metal dan progressive rock dan sangat dipengaruhi oleh musik klasik dan jazz yang dimainkan dengan tempo yang lebih cepat. Ketika ditanya apakah lebih cenderung memainkan musik progressive atau jazz Indra Lesmana menjawab akan tetap memainkan keduanya.

“Apocrypa diambil dari album yang sedang dalam proses. Rilis awal tahun depan. Filosofi di baliknya, semakin banyak yang kita tahu semakin banyak yang kita tidak tahu. Musik-musik kita masih mirip dengan sebelunya. Berproses dari ulikan keyboard terlebih dahulu dan direspon oleh teman-teman semuanya. Lebih kuat metalnya”, ujar Indra menjelaskan tentang album barunya.

“Inikan sebuah perayaan artinya, merayakan music rock, merayakan musisi-musisi yang punya karya, dan dilengkapi dengan musisi-musisi yang sudah berkarya lebih lama, seperti Extreme. Jadi ya buat saya sih bagaimanapun bentuk musiknya kami semua ada di sini untuk merayakan itu”, ungkap Indra berkomentar tentang JogjaROCKarta International Rock Music Festival 2019.

Menjelang malam, NTRL menyapa para penonton JogjaROCKarta Festival 2019. NTRL memboyong Bimo, mantan drummer mereka ke atas panggung. Komposisi NTRL feat Bimo kali ini seperti sesi reuni. Penonton JogjaROCKarta 2019 juga turut bernostalgia dengan tembang-tembang lawas mereka. Lagu-lagu NTRL seperti ‘Sakit Jiwa’ dan ‘Pertempuran Hati’ sukses menghentak panggung JogjaROCKarta International Rock Music Festival 2019.

“Kita emang seneng sama aliran musik ini yang kita bawain dari tahun ke tahun. Kalau kita misalnya, NTRL tiba-tiba berubah benang merah aja, ya aneh sih”, jelas Coki saat ditanya mengenai musik-musik NTRL yang selalu memiliki warna seragam.

Selama ini lagu-lagu NTRL juga merespon kondisi sosial politik dengan lagu-lagu satire. Misalnya ‘Sakit Jiwa’, ‘Zero Toleransi’ dan ‘Harga Mati’ yang diciptakan sesuai dengan kondisi negara sebelum pemilu. NTRL juga menciptakan lagu yang bernada nasionalis seperti ‘Garuda Di Dadaku’.

Bimo mengapresiasi fans baru yang mau mengulik musik-musik yang dulu. “Masih banyak yang tahu lagu-lagu NTRL”, ungkapnya mengakhiri sesi wawancara.

Bawakan Apocrypa, Indra Lesmana Project Bius Penonton JogjaROCKarta 201
NTRL Bius Penonton JogjaROCKarta 2019 | Credit by Official Doc Rajawali Indonesia

JogjaROCKarta International Rock Music Festival 2019 yang diwarnai dengan musik-musik cadas sempat berubah menjadi syahdu ketika Extreme menyanyikan More Than Word di tengah guyuran gerimis. Lagu yang terbilang ‘melankolis’ itu menghipnotis penonton JogjaROCKarta International Rock Music Festival untuk turut bersenandung bersama. Permainan musik Extreme benar-benar memukau seluruh penonton. Tidak hanya bernyanyi, band lawas ini juga sangat interaktif dengan menyapa penggemarnya.

Setelah Extreme, Power Trip menjadi gong penutup JogjaROCKarta International Rock Music Festival dengan membawakan 10 lagu dari dua album yang telah mereka rilis. Salah satu album yang mengantarkan band ini menjadi band rock terbaik dunia adalah album Nightmare Logic. Album yang melambungkan nama Power Trip sejak 2017 silam.

Kedua band rock kelas dunia tersebut memang bermain sangat apik sebagai penampil puncak JogjaROCKarta International Rock Music Festival yang diselenggarakan di Stadion Kridosono Kotabaru Yogyakarta.

Kazebara

Suka menulis dan menikmati hidup saja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *