Peringati 32 Tahun HB X Bertakhta, Kraton Jogja Gelar Simposium Internasional 9 dan 10 Maret 2020

Peringati 32 Tahun HB X Bertakhta, Kraton Jogja Gelar Simposium Internasional 9 dan 10 Maret 2020
Jumpa Pers Simposium dan Tingalan Jumenengan Dalem Kraton Jogja 2020

Infoseni.id – Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat gelar jumpa pers dan media gathering dalam rangka memperingati Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X atau Peringatan Kenaikan Takhta Sri Sultan Hamengku Buwono X. Acara yang berlangsung di Pendopo Royal Ambarukmo Yogyakarta, dihadiri langsung GKR Hayu dan GKR Bendara, Sabtu (15/2) pagi.

Jumpa Pers Simposium dan Tingalan Jumenengan Dalem Kraton Jogja 2020
Jumpa Pers Simposium dan Tingalan Jumenengan Dalem Kraton Jogja 2020

Peringatan kenaikan takhta ini secara tradisional diperingati dengan serangkaian kegiatan berupa Ngebluk, Ngapem, Sugengan, dan Labuhan. Berdasar perhitungan Kalender Masehi, peringatan kenaikan takhta Sri Sultan HB X tahun ini jatuh pada tanggal 7 Maret 2020. Jadi, terhitung sejak tanggal 7 Maret 2020 nanti, akan ada serangkaian acara yang sudah didesain menarik untuk berbagai kalangan, khususnya anak-anak muda.

Setelah dibuka oleh MC, pemaparan kegiatan pertama disampaikan oleh GKR Hayu selaku Ketua Panitia Rangkaian Tingalan Jumenengan Dalem. GKR Hayu memberikman informasi tentang pelaksanaan Simposium Internasional yang akan digelar pada 9-10 Maret 2020 nanti.

Simposium Internasional yang akan diadakan di The Kasultanan Ballroom Royal Ambarukmo Yogyakarta ini mengusung tema Busana dan Peradaban di Keraton Yogyakarta. Tentunya, simposium ini mendatangkan pembicara-pembicara luar biasa yang didatangkan dari dalam negeri maupun mancanegara. Diantaranya Sandra Sardjono, Dick Van Der Meij, Jennifer Lindsay, dan Jiri Jaki yang masing-masing menguasai tema sejarah, filologi, seni pertunjukan, dan sosial budaya.

Penjualan tiket simposium untuk early bird sudah dibuka, informasi lengkap dapat diakses di laman symposium.kratonjogja.id. Pada simposium kedua yang diselenggarakan oleh Kraton Jogja ini, kuota peserta akan ditambah.

“Simposium pertama tahun lalu kuota peserta cepat sekali habis. Banyak permintaan-permintaan tambahan peserta. Makanya tahun ini kami tambah lagi jumlah pesertanya. Tapi, kami tetap akan berkomitmen untuk memberikan kenyamanan lebih pada peserta karena kenyamanan menjadi kunci peserta bisa interest terhadap materi yang disampaikan”, ungkap GKR Hayu.

“Biayanya memang sedikit lebih tinggi, tapi untuk pelajar tetap ada perbedaan harga dengan peserta umum. Kami berusaha agar harga tiket masih terjangkau mahasiswa supaya mereka bisa memperoleh ilmu, bisa memunculkan penelitian-penelitian lehih lanjut, atau juga menambah networking mereka”, pungkas GKR Hayu.

Selepas GKR Hayu usai menyampaikan informasi, dilanjutkan oleh GKR Bendara yang lebih banyak menyoroti kegiatan pameran. Jadi, selain acara simposium, akan dihelat pula pameran yang akan berlangsung pada 7 Maret hingga 4 April 2020, bertempat di Kagungan Dalem Bangsal Pagelaran Kraton Jogja.

GKR Hayu dan GKR Bendara dalam Jumpa Pers Simposium dan Tingalan Jumenengan Dalem Kraton Jogja 2020
GKR Hayu dan GKR Bendara dalam Jumpa Pers Simposium dan Tingalan Jumenengan Dalem Kraton Jogja 2020

Pameran tahun ini mengambil tema kecil ABALAKUSWA: HADIBUSANA KERATON YOGYAKARTA. Tema ini dimakna sebagai perjalanan peradaban busana di Keraton Yogyakarta yang telah terbentuk berabad-abad silam. Peradaban busana ini termasuk menjadi dokumentasi sejarah yang merekam berbagai perubahan sosial dan politik di Keraton Yogyakarta.

“Tema busana sesungguhnya sangat menarik. Dulu, Jogja bentuknya kerajaan. Jadi, tiap-tiap bagian punya ragam busananya sendiri. Pakaian hakim seperti apa, pakaian penarik pajak seperti apa, pokoknya busananya beda banget dengan yang sekarang. Kami juga akan memamerkan pakaian Sultan yang biasanya digunakan untuk jumenengan maupun kunjungan-kunjungan negara”, ungkap GKR Bendara.

Pameran peringatan Kenaikan Tahkta Sri Sultan Hamengku Buwono X ini juga akan dibuka pada Sabtu (7/3) malam, dengan pementasan Wayang Wong Golek Menak Lakon “Jayengrana Jumeneng Nata” persembahan KHP Kridhowardowo Keraton Yogyakarta. Naskah pementasan ini berasal dari British Library yang bentuk digitalnya telah diberikan kepada Kraton Jogja tahun lalu. Spesialnya, pementasan yang biasanya dipisah tiap bagiannya ini pada malam resepsi pembukaan nanti akan dipentaskan utuh selama satu setengah jam. Jangan khawatir, pementasan ini dapat disaksikan oleh masyarakat secara langsung.

Selain itu, pameran tahun ini pun akan diisi dengan berbagai kegiatan berupa diskusi ilmiah rangkaian pameran dan pertunjukan seni adiluhung. Konsep acara yang diusung akan lebih bersifat partisipatif, pengunjung akan diberikan ruang belajar yang lebih dengan cara mengikuti serangkaian acara yang akan lebih millennial dari pameran-pameran sebelumnya.

“Pameran ini sejatinya bertujuan untuk mendekatkan Kraton Jogja pada masyarakat. Dari Kraton, untuk masyarakat. Ada banyak informasi seputar keraton yang ditampilkan pada pameran nanti. Dulu, keraton belum pernah mengeluarkan manuskrip atau peninggalan budaya lainnya yang biasanya hanya disimpan dalam lemari-lemari saja. Baru belakangan ini, Kraton Jogja bertranformasi untuk mengadakan pameran sehingga terjalin kedekatan antara keraton dan masyarakat”, pungkas GKR Bendara.

Mendengar penjelasan dari GKR Hayu dan GKR Bendara tersebut, rasanya sayang sekali apabila momentum Peringatan Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X ini dilewatkan.

hernawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *