Kraton Jogja Gelar Simposium dan Pameran NARAWANDIRA

Kraton Jogja Gelar Simposium dan Pameran NARAWANDIRA
Kraton-Jogja-Gelar-Simposium-dan-Pameran-NARAWANDIRA

Infoseni.id – Dalam rangka menyemarakkan Mangayubagya Tingalan Jumenengan Dalem ke-34, Kraton Jogja gelar serangkaian Hajad Dalem mulai dari Ngebluk (18 Februari 2023), Ngapem (19 Februari 2023), Sugengan (20 Februari 2023), hingga Labuhan di berbagai lokasi seperti Parangkusuma (21 Februari 2023), Merapi dan Lawu (22 Februari 2023).

Tak hanya serangkaian upacara adat, dalam rangka Mangayubagya Tingalan Jumenengan Dalem, Kraton Jogja juga menggelar pameran budaya, pertunjukkan wayang wong dan simposium internasional.

Pertunjukkan Wayang Wong: Jumenengan Prabu Kresna

Pertunjukan Seni Adiluhung Wayang Wong Jumenengan Prabu Kresna tampil untuk membuka pameran Narawandira di Kraton Jogja. Berlangsung sabtu (4/3/2023), di Bangsal Srimanganti Kraton Jogja, Pertunjukkan Wayang Wong Jumenengan Prabu Kresna berlangsung mulai pukul 19.30 WIB hingga acara selesai. Pertunjukkan Wayang Wong: Jumenengan Prabu Kresna dipersembahkan langsung oleh KHP Nitya Budaya.

“KHP Nitya Budaya mempersembahkan, Pameran Temporer ‘NARAWANDIRA: Keraton, Alam, dan Kontinuitas’, nara berarti manusia, pemimpin, sedangkan wandira berarti pohon beringin, pohon hayat, pohon yang menghubungkan ketiga dunia. Narawandira menitikberatkan pada peran manusia dalam menjaga kelestarian kontinuitas alam hari ini,” ujar Gusti Bendara membuka Pertunjukkan Wayang Wong: Jumenengan Prabu Kresna, Sabtu (4/3/2023).

“Dalam rangka pembukaan pameran ‘NARAWANDIRA: Keraton, Alam, dan Kontinuitas, KHP Nitya Budaya mempersembahkan sebuah Pertunjukan Wayang Wong: Jumenengan Prabu Kresna
,” imbuhnya.

Pertunjukkan Wayang Wong: Jumenengan Prabu Kresna terbuka untuk umum, gratis, namun kuota penonton terbatas. Pertunjukkan ini juga disiarkan live streaming melalui kanal YouTube Kraton Jogja.

International Symposium on Javanese Culture 2023: The Meaning and Function of Vegetation in Preserving Nature and Traditions in the Sultanate of Yogyakarta

268 tahun lamanya keselarasan hidup antara manusia dan alam telah menjadi pondasi berjalannya Kraton Jogja. Sejak dibangun oleh Pangeran Mangkubumi atau Sri Sultan HB I, Kraton Jogja berdiri dengan beragam falsafah yang dicurahkan.

Tiap detail vegetasi yang menghiasi dari Panggung Krapyak hingga Tugu, tak semata dipilih berdasar manfaat fisiologisnya. Ragam flora tersebut juga mengandung makna mendalam yang dapat menjadi pandangan hidup manusia.

Serangkaian Hajad Dalem yang digelar dalam rangka Tingalan Jumenengan Dalem juga menjadi upaya Kraton Jogja untuk menyelaraskan kehidupan manusia dan alam sekitarnya.

Semangat inilah yang mendasari tema besar International Symposium on Javanese Culture tahun ini yaitu:  The Meaning and Function of Vegetation in Preserving Nature and Traditions in the Sultanate of Yogyakarta. Tema tersebut diharapkan mampu mengajak masyarakat untuk merenungkan kembali makna dan filosofi vegetasi di lingkungan Kraton Jogja, demi terwujudnya hamemayu hayuning bawana.

“Setelah beberapa tahun terakhir ini kami gelar full online atau daring karena pandemi, di tahun 2023 ini akhirnya kami bisa menggelar simposium lagi secara hibrida. Peserta simposium bisa memilih untuk datang langsung di The Kasultanan Ballroom Royal Ambarrukmo Yogyakarta, atau mengikuti secara daring melalui Zoom Meeting,” ungkap GKR Hayu, Penghageng Kawedanan Tandha Yekti sekaligus Ketua Panitia Penyelenggara International Symposium on Javanese Culture 2023.

Simposium Internasional yang digelar oleh Kraton Jogja ini akan berlangsung dua hari pada Kamis – Jumat, 9 – 10 Maret 2023. Acara ini akan menjadi ajang silang pendapat dan tukar pikiran para akademisi yang memiliki ketertarikan pada budaya Jawa. Dengan tema tahun ini, secara spesifik tentunya akan menjadi ruang diskusi yang menarik bagi para pemerhati dan pecinta lingkungan.

“Akan ada 4 sesi diskusi dengan pembicara para peneliti dari dalam dan luar negeri, sebagian besar pembicara merupakan peserta call for paper yang sudah kita buka sejak November lalu, kemudian telah terpilih dan menjalani serangkaian workshop dengan reviewer. Selain peserta call for paper tadi, para reviewer juga akan menjadi pembicara dalam simposium kali ini. Untuk nama-namanya dan materi apa yang akan ditampilkan, akan kami informasikan kemudian, jadi silakan pantau media sosial resmi Kraton Jogja,” papar GKR Hayu.

Bagi masyarakat yang ingin bergabung, registrasi untuk menjadi peserta dalam gelaran International Symposium on Javanese Culture 2023 yang bertema The Meaning and Function of Vegetation in Preserving Nature and Traditions in the Sultanate of Yogyakarta masih dibuka hingga 3 Maret 2023. Berbagai pilihan tiket mulai dari onsite maupun online tersedia melalui website symposium.kratonjogja.id.

Pameran Narawandira: Keraton, Alam, dan Kontinuitas

Kawedanan Hageng Punakawan Nityabudaya melalui Kawedanan Radya Kartiyasa menyelenggarakan Pameran Awal Tahun bertajuk NARAWANDIRA: Keraton, Alam, dan Kontinuitas.

Lebih dari 10 dekade setelah peradaban hutan beringin dibangun oleh Pangeran Mangkubumi, Jogja menjelma menjadi kota kerajaan yang subur. Tanah agraris, lahan perkebunan, serta taman-taman pesanggrahan menjadi pemandangan dari topografi Mataram Yogyakarta.

Kedekatan keraton dengan alam pun secara kontekstual dimanifestasikan dalam falsafah Hamemayu Hayuning Bawana.

Kontinuitas dari keraton dan alam selanjutnya mewujud pada pemanfaatan vegetasi tepat guna dalam berbagai kepentingan, baik sakral maupun profan. Pameran ini menjadi potret dari keberlangsungan keraton dalam menjaga alam dan merawat kontinuitas dari narasi historis Yogyakarta sebagai kota peradaban di antara bentang alam Merapi dan Laut Selatan.

“Oleh sebab itu, kami menggelar pameran bertajuk Narawandira. Nara berarti manusia, wandira berarti beringin. Beringin sering menjadi representasi dari seorang pemimpin, sebab memiliki keistimewaan yaitu kuat dan kokoh, mudah beradaptasi, menjadi pengayom dan penopang, dapat memberi manfaat dan terus bertumbuh. Nah, pameran kali ini kami ingin memberi potret dari peran manusia sebagai tokoh utama dalam pelestarian alam,” papar GKR Bendara, Penghageng KHP Nityabudaya.

Pameran Narawandira akan digelar mulai 5 Maret 2023 hingga 27 Agustus 2023 di area Kraton Jogja. Adapun untuk tiket masuk menggunakan sistem satu harga senilai Rp15.000,00 untuk dapat mengunjungi area Museum Kraton Jogja sekaligus menikmati Pameran Narawandira.

Bagi pengunjung yang hadir dengan grup minimal 20 orang, akan mendapatkan diskon tiket masuk sebesar 10%. Tiket dapat dibeli secara langsung di tempat pembelian tiket masuk area Kraton Jogja yang terletak di Kamandhungan Lor.

Penyelenggaraan pameran juga didukung dengan berbagai kegiatan, antara lain: (1) tur kuratorial, (2) royal botanical tour, (3) afternoon botanical sketch, (4) workshop dolanan anak, (5) workshop meramu jamu, (6) workshop botanical journaling, (7) lomba sketsa. Seluruh kegiatan dibuka untuk masyarakat luas dan akan digelar selama bulan Maret hingga Agustus 2023.

Adapun untuk Pembukaan Pameran Narawandira: Keraton, Alam, dan Kontinuitas sendiri akan digelar pada Sabtu, 4 Maret 2023 di Kagungan Dalem Bangsal Srimanganti Kraton Jogja.

Acara akan dimulai pada pukul 19.30 WIB dan dimeriahkan dengan penampilan Wayang Wong lakon Jumenengan Prabu Kresna persembahan Kawedanan Kridhamardawa.

“Untuk berbagai kegiatan pendukung seperti kuratorial tur dan sebagainya, kemudian tata cara menghadiri pembukaan pameran akan kami informasikan kemudian. Silakan untuk terus pantau akun media sosial resmi kami di Instagram @kratonjogja.event dan @kratonjogja,” pungkas GKR Bendara.

pipit damayanti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *