Mengenal Budaya Jogja melalui International Symposium on Javanese Culture

Mengenal Budaya Jogja melalui International Symposium on Javanese Culture
International Symposium and Exhibition on Javanese Culture

infoseni.id – Gelaran International Symposium on Javanese Culture 2023 di hari kedua berlangsung tidak kalah menarik dibandingkan hari pertama.

Para tamu diajak untuk mengenal lebih dekat kearifan budaya Jogja terkait vegetasi di Kraton Jogja dan sekitarnya.

International Symposium on Javanese Culture 2023 yang berlangsung selama 2 (dua) hari di Royal Ambarukmo Yogyakarta mengusung tema The Meaning and Function of Vegetation in Preserving Nature and Traditions in the Sultanate of Yogyakarta.

Tema besar ini dipilih untuk mengajak masyarakat merenungkan kembali makna dan filosofi vegetasi di lingkungan Kraton Jogja. Hal ini sejalan dengan upaya Kraton Jogja untuk menyelaraskan kehidupan manusia dan alam sekitarnya.

International Symposium and Exhibition on Javanese Culture
International Symposium and Exhibition on Javanese Culture

Makna dan Fungsi Vegetasi Kraton Jogja dalam Menjaga Alam dan Tradisi

Panitia penyelenggara International Symposium on Javanese Culture tahun ini menerima 36 abstrak dari para peneliti, baik dari dalam maupun luar negeri melalui program call for paper.

Setelah ditinjau oleh 4 (empat) reviewer, terpilih 12 paper sebagai pemantik utama dalam sesi sastra, sejarah, sains, dan sosial budaya dalam International Symposium on Javanese Culture 2023.

International Symposium on Javanese Culture tahun ini menghadirkan beberapa akademisi dan praktisi dari dalam dan luar negeri. Tidak hanya itu saja, Kraton Jogja memberi kesempatan pada peneliti muda untuk mempresentasikan hasil penelitian.

Pada hari kedua International Symposium on Javanese Culture, sesi pertama dimulai dengan literatur tentang vegetasi dalam naskah Jawa. Hal tersebut meliputi makna tumbuhan seperti pohon dan berbagai jenis flora yang masih tumbuh di wilayah Kraton Jogja dan sekitarnya.

Pembicara juga membahas kaitan vegetasi dengan berbagai aspek kearifan lokal, hingga nilai-nilai budaya yang masih dijaga hingga saat ini

Sesi kedua adalah diskusi tentang kelestarian sosial budaya. Dalam perkembangan sejarah terutama di Jogja mungkin beberapa hal sudah mengalami pergeseran.

Salah satu hal yang masih coba dipertahankan adalah keselarasan alam dan tradisi, mulai dari mengetahui makna dan fungsi setiap pohon, hingga hasil bumi yang sering digunakan untuk gunungan dalam sebuah tradisi.

Talkshow Segar tentang Silsilah Kraton Jogja

Talkshow pada hari kedua diisi obrolan ringan GKR Hayu yang memaparkan silsilah kepemimpinan Kraton Jogja dengan cara yang segar, tapi tetap berbobot.

Berbeda dengan pemerintahan Kraton pada umumnya, di bawah kepemimpinan Sultan HB X terdapat para Putri yang memimpin beberapa bidang yang berbeda. Ini sangat menginspirasi, bahwa seorang wanita juga bisa menjadi pemimpin.

Launching Buku Awisan Dalem

Pada kesempatan ini, KPH Notonegoro juga merilis buku Awisan Dalem Batik, Vol.1 Motif Parang.

Awisan Dalem merupakan batik larangan yang memiliki aturan dalam penggunaannya. Sehingga masyarakat tidak boleh sembarangan menggunakannya ketika berkunjung ke Kraton Jogja.

Ada beberapa motif batik dalam Awisan Dalem, salah satunya adalah parang. Motif ini paling sering ditemukan dan dipakai banyak orang. Rupanya motif ini memiliki berbagai bentuk dan ukuran yang berbeda. Motif ini juga dipercaya memiliki makna filosofi tersendiri.

International Symposium on Javanese Culture 2023 pada hari kedua berlangsung lancar hingga selesai. Selain buku, tentu saja, para peserta yang hadir mendapatkan pemaknaan baru tentang vegetasi serta peran Kraton Jogja dalam perkembangan sejarah Jawa di Indonesia.

Untuk mengetahui lebih banyak tentang Jogja dan informasi seputar Kraton, pembaca dapat mengikuti International Symposium on Javanese Culture 2023 tahun depan.

Acara ini memberikan banyak wawasan dan pengalaman yang tak terlupakan bagi para peserta. Ikuti juga instagram @kratonjogja untuk mendapat informasi terbarunya.

ika tri cahyaningsih

ika tri cahyaningsih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *