Sri Sultan HB X Buka Langsung Simposium Kraton Jogja 2020

Sri Sultan HB X Buka Langsung Simposium Kraton Jogja 2020
Pembukaan Simposium Internasional Kraton Jogja 2020

infoseni.id – Pembukaan Simposium Internasional Budaya Jawa yang diselenggarakan di Kasultanan Ballroom Royal Ambarrukmo Yogyakarta berlangsung sukses, senin (9/3) pagi. Simposium yang diinisiasi oleh Kraton Jogja ini merupakan rangkaian dari acara peringatan Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Tahun ini, Kraton Jogja kembali mengadakan acara simposium yang tidak kalah meriah dari simposium tahun sebelumnya. Tentu saja tema yang diangkat berbeda. Tema simposium kali ini adalah “Busana dan Peradaban Keraton Yogyakarta.

Busana nyatanya bukan hanya sekadar apa yang dikenakan di tubuh saja. Busana adalah ruang ekspresi politik bagi setiap periode kekuasaan raja. Busana seringkali menjadi tanda adanya identitas dan strata sosial masyarakat, termasuk di lingkungan Kraton Jogja.

Pembukaan Simposium Internasional Kraton Jogja 2020

“Tema busana ini meneguhkan ungkapan ajining raga saka busana. Busana menandai identitas sebuah komunitas budaya yang mengekspresikan peradaban pasa suatu masa tertentu. Jika ditempatkan dalam wawasan keIndonesiaan, berarti mencintai dan menjaga wastra Nusantara atau kain tradisional Indonesia dari gerusan zaman”, ungkap Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam sambutan peresmian simposium internasional Kraton Jogja, sekaligus membuka secara simbolis acara simposium ini.

Senada dengan Sri Sultan Hamengkubuwono X, GKR Hayu pun mengungkapkan makna busana yang tidak hanya melindungi wujud jasmani manusia.

Ajining Raga Gumantung Saka ing Busana, Ajining Diri Gumantung Saka ing Lati. Busana memiliki peran penting bagi tubuh kita. Dalam perjalannya, busana menjadi identifikasi terhadap gender, profesi, kekuasaan, dan tata nilai yang menguatkan identitas”, tutur GKR Hayu, Ketua Panitia Simposium kali kedua ini.

Dalam pembukaan simposium ini, ada satu suguhan istimewa. Untuk kali pertama, Beksan Lawung Ringgit dipentaskan. Tari ini berasal dari masa Sri Sultan Hamengkubuwono I. Namun, naskah tari ini baru didapat Kraton Jogja setahum silam, saat British Library menyerahkan 75 manuskrip dalam bentuk digital.

Simposium Kraton Jogja

“Beksan Lawung Ringgit itu istimewa. Naskahnya termasuk dalam 75 manuskrip digital yang diserahkan ke kami. Sebelumnya kami tidak tahu kalau ada tarian ini, maklum saya tidak hidup di masa itu. Semoga manuskrip lainnya nanti dapat ditindaklanjuti”, ungkap Sri Sultan Hamengkubuwono X kepada media saat jumpa pers di Ruang Kencana.

Simposium Internasional Kraton Jogja tahun ini berlangsung selama dua hari. Seperti tahun sebelumnya, materi dipecah dalam empat kategori yang keempatnya dibersamai oleh pemateri-pemateri ulung. Dua pemateri merupakan orang-orang yang sudah sangat handal dalam bidangnya, sementara dua lagi adalah peserta yang lolos call for paper simposium ini.

“Pembicara yang kami undang tentu sudah dipertimbangkan sebelumnya. Ada satu pembicara bertaraf internasional agar pembicara-pembicara baru ataupun peserta bisa tahu standar untuk jadi pembicara internasional. Harapannya aka nada transfer ilmu, mungkin di sela-sela sesi peserta bisa menjumpai para pembicara untuk sharing”, tutur GKR Hayu.

Pembukaan Simposium Internasional Kraton Jogja 20201

Simposium Internasional Budaya Jawa dan serangkaian acara lain dalam Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono X sebenarnya menjadi momentum Kraton Jogja untuk mendekatkan budayanya pada masyarakat luas, khususnya generasi millenial. Menurut Sri Sultan Hamengkubuwono X, berbagai perubahan di Kraton Jogja mestinya tidak dimaknai sebagai lunturnya sebuah budaya. Semua yang kraton buat adalah usaha menjawab tantangan millenial.

Simposium Internasional tahun 2020 merupakan simposium Kraton Jogja kedua. Tahun lalu, Kraton Jogja mengadakan simposium serupa. Hanya saja, tema tahun ini semakin dikerucutkan lagi. Tahun depan, Kraton Jogja berencana melanjutkan simposiumnya dengan tema yang berbeda.

“Saya dan Gusti Hayu sudah berkomitmen untuk menyelenggarakan kegiatan simposium dan pameran guna memperingati Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono X. Kami masih punya stok vitamin untuk mengadakan aktivitas serupa. Jadi minta dukungannya terus untuk Kraton Jogja”, pungkas GKR Bendara, Penanggung Jawab Pameran ABALAKUSWA yang turut hadir menyapa media.

hernawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *