Yogyakarta Simphony Orkestra 2023 Pukau Jogja

Yogyakarta Simphony Orkestra 2023 Pukau Jogja
Nabila Maharani dalam Yogykarta Simphony Orkestra 2023.

Yogyakarta Simphony Orkestra (YOS) digelar pada Kamis (16/03) malam. Acara ini merupakan kolaborasi Yogyakarta Simphony Orkestra dan Dinas Pariwisata DIY. 

Tahun Kedua Yogyakarta Simphony Orkestra

yogyakarta simphony orkestra 2023
Panggung terbuka Yogyakarta Simphony Orkestra di Taman Budaya Yogyakarta.

Gelaran musik orkestra ini pertama kali diselenggarakan di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta pada 26 Juni 2022.

Acara tersebut disambut antusias oleh sekitar 250 penonton yang menyaksikan aksi panggung Pusakata, Roy Jeconiah, Doni Saputra, Sandi Newdays, Win Yovina.

Konsep panggung terbuka dan bean bag jadi pengalaman menarik bagi penonton Yogyakarta Simphony Orkestra 2022.

Memasuki tahun kedua, Yogyakarta Simphony Orkestra 2023 mengusung tema “Music All Genre”.

Acara ini digelar outdoor di panggung terbuka Taman Budaya Yogyakarta (TBY) untuk penampilan Evo Kuartet Gesek, Manyside Brass, Woodwind, dan Combo Band.

Sedangkan untuk panggung indoor bertempat di Gedung Concert Hall TBY khusus penampilan repertoar dan dipadati sekitar 700 penonton.

Konsep panggung outdoor menyiasati cuaca yang tak menentu. Adanya panggung indoor pun berperan memaksimalkan pengalaman menonton musik orkestra lintas genre.

Baca Juga: Prambanan Jazz #9 Juli 2023

Lintas Genre dan Lintas Usia

yogyakarta simphony orkestra 2023
Yogyakarta Simphony Orkestra 2023 di Concert Hall TBY.

Pentas Yogyakarta Simphony Orkestra 2023 dimulai pada jam 20.00 WIB. Sebelumnya, para penonton antre mengular dan tertib memasuki Gedung Concert Hall TBY.

Sebagaimana event musik orkestra, para penonton dihimbau menaati aturan yang berlaku selama pementasan.

Meski sebagian besar penonton tidak mengenakan jas atau dress, acara tetap menyita perhatian.

Yogyakarta Simphony Orkestra tak hanya lintas genre, tapi juga lintas usia.

Event ini dihadiri oleh anak muda, keluarga muda dan anak-anak, bahkan pasangan paruh baya yang ingin menyaksikan kolaborasi musik orkestra dengan para musisi Yogyakarta.

Musik Klasik yang Easy Listening

Boris Sirait selaku konduktor Yogyakarta Simphony Orkestra 2023, membuka pementasan dengan musik klasik “Spring” atau La primavera (1725) karya Antonio Vivaldi dan “Libertango” (1974) karya Astor PIazolla. Suasana Concert Hall TBY seketika terkesan megah dan khidmat.

Penampilan dilanjutkan dengan permainan violin dari Danny Robertus. Ia membawakan “Fantasy for Violin and Orchestra” (2004) karya komposer Nigel Hess.

Repertoar ini membawa penonton ke dalam suasana dramatis, romantis, dan melankolis yang diperdengarkan dengan orkestrasi apik oleh Dwipa Hanggana Pratala.

Singgih Sanjaya mengambil alih panggung. Komposisi “Autumn Leaves” dan “My Friend” dibuat secara khusus oleh Singgih Sanjaya untuk helatan Yogyakarta Simphony Orkestra 2023.

“Saya cukup senang bisa diajak ke sini. Semoga anak-anak ini disokong terus, karena mereka musiknya sudah maju. Cari terus kreativitas yang tidak ada habisnya,” pesan Singgih Sanjaya.

Kolaborasi Musisi Lintas Genre

Tema “Music All Genre” benar-benar diwujudkan dalam helatan Yogyakarta Simphony Orkestra 2023. Dibuka dengan musik klasik, kemudian dilanjutkan dengan lagu-lagu pop generasi 2020.

Solois Tyok Satrio memasuki panggung sambil menyanyikan “Melangitkanmu” dan “Ada Untukmu”.

Lewat stage act yang interaktif dan diiringi musik orkestra, lagu-lagu Tyok Satrio pun terdengar berkelas. Lagu beraliran pop miliknya populer di Spotify dan YouTube.

yogyakarta simphony oekestra 2023
Nabila Maharani dalam Yogykarta Simphony Orkestra 2023.

Selanjutnya solois Nabila Maharani menyapa penonton lewat lagu “Bila Nanti”.

Tampil dengan gaun merah dan suara yang lembut, penampilan Nabila Maharani membius penonton.

Tak hanya menyanyi, Ia juga menciptakan lagu “Ku Berhenti Berharap” yang ditulis berdasarkan pengalaman pribadi teman-temannya.

Pop dan Hip Hop Jawa

Panggung dihentak oleh kedatangan grup hip hop era 2000-an Jahanam.

Menariknya, MC Alit Jabang Bayi turut tampil bersama Mamok dan Balance. Suasana Concert Hall TBY yang sebelumnya mendayu-dayu menjadi energik dan meriah.

Mereka membawakan rap “Tumini”, “Aruh-Aruh”, dan lagu andalan “Cintamu Sepahit Topi Miring” yang disambut antusias oleh para fans.

Selanjutnya giliran Ngatmombilung mendinginkan suasana.

Grup musik pop Jawa bentukan Boris Sirait ini tampil akustik diiringi orkestra. Lagu “Menepi”, “Pingal”, dan lagu hit “Klebus” dibawakan dengan syahdu.

Lirik berbahasa Jawa terasa dekat di hati penonton.

Ngatmombilung pamit dari panggung dengan krama alus pada penonton yang semoga saja hatinya tidak sedang ‘klebus’.

Heruwa dan Orkestra Yogyakarta

“Biasanya pada joget kalau denger lagu ini. Kali ini pada diem, jadi bingung,” ujar Heruwa usai membawakan lagu ciptaannya “Dubyouth – L2CUDNC 2021”.

Iringan musik untuk lagu tersebut memang dengan mudah membuat penonton bergoyang. Hanya saja, setting panggung Yogyakarta Simphony Orkestra 2023 ‘memaksa’ penonton duduk manis selama dua jam pertunjukan.

Lagu lain yang dibawakan vokalis Shaggydog ini adalah “Ngopi Dulu Lah” dan “Hey Cantik”.

Vokal khas Heruwa akrab di telinga pendengar musik ska dan reggae awal 2000-an.

Heruwa menutup Yogyakarta Simphony Orkestra 2023 yang berhasil memukau warga Jogja lewat panggung lintas genre, mulai dari klasik sampai reggae.

“Terima kasih kepada penonton yang sudah membeli tiket. Ini adalah bentuk apresiasi penonton kepada talenta-talenta hebat di sini. Kolaborasi ini saya harapkan bisa terus dilanjutkan agar teman-teman komunitas bisa lebih bangkit, bisa lebih mandiri dalam menjalankan sebuah event pertunjukan,” tutup Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo.

Farras Hasna Taqiyya

Farras Hasna Taqiyya senang belajar hal baru lewat feature. Belajar menulis sejak 2013 di surat kabar lokal. Kini merambah ke SEO content writing.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *